Sahabatku, ketika Tuhan mengijinkan aku mengenalmu aku bersyukur karena ini bukti penyertaanNya melalui pribadimu.

Saat aku menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan, engkau ada di sampingku berbagi keceriaan dan tawa.

Saat aku sedih dan kecewa, engkau datang untuk memberi penghiburan.

Saat aku mulai melangkah ke jalan yang salah, engkau tidak segan untuk memberi teguran dan menunjukkan jalan yang benar.

Saat aku melukai hatimu, dengan hati yang tulus engkau memberi pengampunan dan melepaskan rasa bersalah dari hatiku.

Tetapi,

Saat aku terjatuh di titik paling bawah dalam kehidupanku dan terlalu sulit bagiku untuk bangkit kembali, masihkah kau di sampingku dan menyemangatiku?

Saat aku tidak sebaik dulu dan berubah oleh keadaan, masihkah kau mengasihiku dan tidak menghakimiku?

Saat aku berada di lembah kekelaman dan merasa lelah untuk berjalan, masihkah kau menggengggam tanganku untuk bersama-sama melewatinya?

Saat aku berada jauh di belakangmu, masihkah kau rela berhenti sejenak dan tidak berjalan meninggalkan aku?

Saat aku marah dan tak ingin bicara padamu karena kau memberi teguran keras, masihkah kau akan mempedulikanku?

Saat aku melakukan kesalahan yang sama dan melukai hatimu, masihkah kau memberi maaf dan tetap memelukku dengan kasih yang sama?

Ketika semua itu terjadi ...

Dan aku membutuhkanmu, masihkah kau bersamaku?