Seorang suami sedang membetulkan genteng yang bocor karena kayunya sudah lapuk. Namun, tiba-tiba palunya jatuh ke bawah. Di bawahnya ada istrinya yang sedang asyik bekerja menyapu halaman. Dia berteriak sekeras-kerasnya pada istrinya untuk diambilkan palu, tetapi sang istri tidak mendengar karena suasana di bawah sangat ramai apalagi dekat dengan jalan raya. Sang suami berinisiatif melempar dia dengan uang sepuluh ribu supaya tidak menyakitinya dan berharap istrinya bisa menoleh ke atas. Namun, ternyata ketika uang dilempar, sang istri heran mengapa ada uang jatuh dari langit, dia sangat senang dan memungut uang itu lalu kembali bekerja tanpa menoleh ke atas.
Sang suami mencoba melempar untuk yang kedua kali, kali ini uang yang nominalnya lebih besar (100 ribu). Namun, masalahnya sama, sang istri jadi heran ada uang jatuh dari langit, tetapi tetap saja dia tidak mengerti apa yang diinginkan suaminya untuk menoleh ke atas. Lalu dengan geregetan suami mengambil pecahan genteng, lalu dilempar tepat mengenai punggung istrinya. Tentu saja istri berteriak kesakitan dan menoleh ke atas. Sekalipun sakit kemudian dengan mudah sang istri mengerti apa yang dimaksud oleh suaminya.
Sahabat, siapa sih yang tidak suka dilempar berkat atau segala sesuatu yang enak dan menyenangkan? misalnya naik pangkat, rejeki yang melimpah, kemudahan, dll. Namun, terkadang justru kita sering lupa siapa sang pelempar berkat itu, bahkan kita sering tidak mengerti maksudNYA. Justru seringkali lebih mujarab bila Tuhan melempar kita dengan masalah, sakit, problem dan sebagainya. Memang sangat sakit dan menderita, tetapi justru itu adalah cara jitu yang membuat kita memandang ke atas.. Kita membutuhkan pertolongan pada saat terjepit dan itulah yang seringkali dipakai oleh Tuhan agar manusia mengerti maksudNYA. Jadi bersyukurlah karena masalah yang terjadi karena itu membuat kita harus menoleh ke atas dan semakin dekat dengan SANG PENCIPTA kita. Selamat menoleh ke atas.