Kesaksian
 
12 Januari 2011 12:29:21

Yesus Mengulurkan Tangan Bagiku dan Terang Melingkupiku

Yesus Mengulurkan Tangan Bagiku dan Terang MelingkupikuSaya diajari berdoa sejak kecil dan saya tahu bahwa dengan memejamkan mata, maka kita akan khusyuk berdoa. Namun, ketika saya semakin besar dan ketika saya akhirnya melakukan suatu perbuatan yang mendatangkan kepahitan hidup bagi saya, sejak saat itu saya tidak pernah berdoa dengan memejamkan mata lagi.

Kepahitan hidup saya membuat trauma yang mendalam dan tanpa disadari mengubah karakter saya. Itu juga yang mempengaruhi saya dalam cara berdoa. Setiap kali memejamkan mata saya akan melihat sebuah ruang gelap yang luas dan seperti tidak berujung. Terlalu gelap, saya tidak dapat melihat apapun dan ruangan itu hampa serta kosong. Dan setiap saya memejamkan mata, saya akan merasa terombang ambing seperti sedang berdiri di dek kapal, akan jatuh sewaktu-waktu. Saya menjadi takut saat memejamkan mata. Takut saya akan jatuh, takut saya akan tersesat di ruangan gelap itu dan tidak bisa keluar lagi, takut tidak bisa melihat cahaya lagi. Jadilah saya tidak pernah suka berdoa dan waktu berdoa tidak pernah memejamkan mata.

Minggu kemarin saya ke gereja, saya merasa sangat senang dan damai saat bernyanyi. Karena terbawa suasana saat bernyanyi, saya sampai memejamkan mata untuk menghayati nyanyian di gereja. Dan saat itulah saya merasakan sebuah mujizat terjadi. Mulut saya masih bernyanyi, tetapi di dalam pikiran saya, saya seperti melihat sebuah film dan saya adalah pemeran di dalamnya. Di sana saya melihat diri saya sedang berjongkok di ruang gelap tersebut, sendirian dan sedang meratapi diri. Namun, tiba-tiba sesosok Bapa datang menghampiri saya, dia adalah Yesus, dan dia mengulurkan tanganNYA bagi saya. Saat saya menerima tanganNYA, seluruh ruangan itu menjadi terang dan tidak lagi kosong serta dingin.

Tiba-tiba saya membuka mata dan seperti ingin menangis. “Yesus, Engkau mau menyelamatkanku? Benarkah Engkau mau mengampuniku dan sekarang berjalan bersamaku?” pikiran itu berkecamuk di dalam diri saya.

Ketika dulu saya membuka diri pada Pembina saya dan bercerita mengenai kepahitan hidup saya, saya sempat bertanya dalam hati. Benarkah Tuhan akan mengampuni saya? Benarkah dia mau membawa saya kembali ke jalan yang benar? Gambaran ruang gelap itu adalah hati saya sendiri. Selama ini saya berjalan sendirian dalam gelap, menunggu sendirian, terombang-ambing tanpa tahu saya harus meminta tolong kepada siapa. Tanpa tahu saya harus bergantung kepada siapa. Kesendirian itu menyiksa saya. Namun Tuhan sekarang datang, memberi jawaban atas hati saya selama ini. Dia mengulurkan tanganNYA, dia mengampuni dan berjalan bersama saya. Bahkan Tuhan menggandeng tangan saya dalam setiap langkah saya. Saya merasa aman, seperti ketika tanganmu digandeng oleh ayahmu saat kamu masih kecil sehingga kamu tahu kamu terlindungi dan tidak akan pernah jatuh, seperti itu juga perasaan saya pada waktu itu.

Karena itulah saudara seimanku, dengan memutuskan membuka diri dan menceritakan kepahitan hidup, meskipun hatimu memberontak malu dan tidak ingin orang lain tahu, tetapi dengan membuka diri barulah engkau bisa menjalani pemulihan. Keterbukaan adalah awal dari pemulihan. Dan ketika kau memutuskan bahwa dirimu tidak lagi diisi oleh godaan duniawi, melainkan dengan firman Tuhan, maka Anda akan ditolong keluar dari kegelapan sama seperti Yesus menolong saya. Dengan keterbukaan saya mengalami penyembuhan, Dengan firman Tuhan, saya mendapat pertobatan dan mengalami perubahan. Amin.
 
Sumber : HTcom
View(13506)

Baca juga :
 
Back
 
Bila Anda memiliki kesaksian-kesaksian, dan Anda mau memuat kesaksian Anda di HTcom, Anda dapat mengirimkan kesaksian Anda ke admin@hikmat-tuhan.com
Kesaksian Anda akan menjadi berkat bagi banyak orang.