Bagaimana cara pandang kita kepada Yesus sangat menentukan kehidupan kita. Apakah kita benar-benar dapat melihat Yesus adalah Pribadi yang menerima dan mengasihi kita apa adanya? Apakah kita melihat Yesus adalah kebutuhan kita satu-satunya?
Waktu awal Petrus hanya memandang Yesus sebagai Pribadi yang kudus dan tak bercela semata, itulah yang menyebabkan Petrus merasa tidak layak untuk mendekati Yesus. Dia malah ingin menjauhi Yesus. Ini adalah gambaran orang yang berpikir Yesus adalah Pribadi yang kudus dan sulit dihampiri jika orang itu belum merasa dirinya sendiri layak.
Lukas 5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi, hanya melihat Yesus sebagai Rabi. Akhirnya dia kebingungan sendiri mendengar apa yang Yesus katakan. Ini adalah gambaran orang yang hanya mengetahui Yesus secara teologi/pengetahuan belaka.
Yohanes 3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
Murid-murid Yesus (selain 12 murid) hanya melihat Yesus sebagai penjawab kebutuhan mereka. Mereka tidak melihat Pribadi Yesus sebagai kebutuhan satu-satunya. Akibatnya banyak diantara mereka yang tidak mengikut Yesus lagi. Ini adalah gambaran orang yang hanya mengingini keinginannya terjawab tanpa mengingini Pribadi Yesus.
Yohanes 6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Seorang muda yang kaya datang kepada Yesus hanya untuk menanyakan apa yang bisa dia lakukan untuk menyempurnakan dirinya. Akibatnya dia pergi meninggalkan Yesus dengan sedih dan kecewa sebab apa yang telah dilakukannya selama ini ternyata tidak dapat membawanya kepada kesempurnaan. Ini adalah gambaran orang yang hanya ingin terlihat taat dan setia di mata Tuhan.
Markus 10:22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak membutuhkan Yesus sebagai juruselamat. Mereka lebih mengutamakan kebenaran dirinya (ketaatan dan kesalehannya) sebagai sesuatu yang akan menyelamatkan mereka. Akibatnya mereka lebih banyak menghakimi dan menuntut orang-orang dengan hukum, standar, dan aturan.
Yohanes 9:34 Jawab mereka (orang-orang Farisi) : "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
Yudas Iskariot datang kepada Yesus tanpa melihat Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya. Dia hanya mencari keuntungan material untuk hidupnya. Akibatnya dia mati bunuh diri. Ini adalah gambaran orang yang tidak melihat Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat hidupnya.
Namun, jika kita memandang Yesus sebagai Pribadi yang mengasihi kita apa adanya, maka kita akan melihat kehidupan. Semua orang, baik itu orang-orang berdosa, orang-orang sakit, orang-orang tak berdaya, bahkan penjahat sekalipun, yang datang kepadaNya dengan melihatNya sebagai satu-satunya juruselamat pasti melihat kemenangan, kesembuhan, pemulihan, mujizat, pengampunan, dan keselamatan.
Yohanes memandang Yesus sebagai Pribadi yang mengasihi dirinya, dia menikmati kasih karunia Yesus di hidupnya. Akibatnya dia menjadi satu-satunya murid Yesus yang tetap setia saat Yesus disalibkan (Yoh 19:26-27).
Datanglah kepada Yesus karena Anda membutuhkan PribadiNya. Dia ingin kita melihat bahwa Dialah kebutuhan kita satu-satunya. Dia ingin kita menyadari kita bukan membutuhkan perbaikan diri, tetapi membutuhkan Juruselamat.