Syukurlah ketika Yesus melihat Zakheus di atas pohon ara, Yesus tidak berkata kepada Zakheus : "Dasar kau pemalas dan pencuri uang rakyat, segera turun! Aku akan menyita rumahmu sebagai hukuman atasmu!"

Mari kita lihat sebenarnya bagaimana Yesus memanggil Zakheus :

Lukas 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."

Yesus memanggil Zakheus dengan namanya, bukan dosanya. Yesus menyuruh Zakheus turun karena ingin datang ke rumahnya, bukan mengambil apa yang dimiliki Zakheus.

Zakheus mengalami penerimaan dan kasih Yesus. Akibatnya hidupnya mengalami transformasi, bahkan tanpa disuruh pun Zakheus malah memberikan setengah hartanya ke orang miskin dan jika ada orang yang diperas, dia akan menggantinya empat kali lipat.

Perjumpaan Zakheus dengan Yesus mendatangkan keselamatan bagi Zakheus sebab Yesus yang berinisiatif mencari, menemukan, dan memulihkan Zakheus.

Demikian juga dengan kehidupan kita. Yesus sudah menebus setiap dosa-dosa kita dengan memikul setiap penghukuman atas dosa-dosa kita. Dia tidak lagi mengingat-ingat dosa-dosa kita. Jangan lagi berpikir Tuhan masih dengan marah memandang kita, selalu mengintimidasi dosa-dosa kita, atau bersiap-siap mengambil apa yang kita miliki.

Dia telah mengampuni kita sekali untuk selama-lamanya. Kita telah dijadikan anak yang dikasihiNya. Karena itu, pandanglah Yesus yang selalu mengasihi dan menerima kita apa adanya.

Seiring kita terus merasakan betapa kita sangat dikasihi olehNya, kita akan semakin rindu mengenal PribadiNya. Dengan begitulah kehidupan kita akan mengalami transformasi dan terus berbuah. Buah-buah kehidupan kita dihasilkan bukan lagi dengan tekat dan kehebatan kita, melainkan mengalir otomatis oleh karena kasih karuniaNya di dalam kita.